Pahlawan Informasi, Meski Sakit Tetep Loper

Kira – kira semenjak saya kelas 2 MTs (Madrasah Tsanawiyah). Atau kurang lebih sekitar 7 tahun lalu saya mulai belajar menjadi seorang loper koran.Awalnya saya hanya iseng pegen ikut kakak untuk sekedar jalan-jalan dan bersenang-senang di minggu pagi sambil loper koran. Hingga kelas 1 SMK, saya sudah hafal kemana koran harian ini harus diantar ketempat pelanggan. Mulai saat itulah saya diberi mandat oleh kakak untuk menggantikan posisi beliau ketika beliau sedang sakit ataupun berhalangan.

“kademen, ngantuk, kesel, kudanan, ban bocor, dinesoni pelanggan pas koran teko kawanen”, kata kakak saya (Mahmud Anwar). Semua itu bukan penderitaan. Tapi tanggung jawab. Saya menyaksikan sendiri bagaimana tanggung jawab Mas Anwar terhadap profesinya. Saat hujanpun, bukan tubuhnya yang mengenakan jas hujan. Melainkan setumpuk korannya yang dilindungi oleh jas hujan. Iya, itu demi sampainya koran ke tangan pelanggan, dan yang paling penting adalah koran tidak basah dan informasi tetap dapat dibaca.

Hari ini (12 Agustus 2014). Tubuh saya yang mulai gemetar akibat meriang, harus tetap saya paksakan untuk berangkat bekerja sebagai penghantar koran. Kebetulan saya sekarang sedang bekerja di Radar Kediri. Tepatnya saya sebagai Marketing Executive. Tugas saya mengedarkan koran, Menambah oplah koran, dan mengatur omset koran agar meningkat. Nah, walaupun sakit, saya harus tetap mengedarkan koran agar sampai ketangan para konsumen. Demi pelanggan ? demi pekerjaan ? atau demi gaji ? Tak munafik ! semua ini saya lakukan demi prestasi dan gaji saya. Demi melanjutkan kuliah saya, dan demi masa depan adik saya yang masih kelas satu Sekolah Menengah Pertama.

Di sisi lain, ada hal yang lebih penting yaitu informasi. Informasi harus sampai ke tangan semua orang tepat waktu. Inilah yang saya anggap sebagai amanah. Iya, cenderung sebagai amanah bukan sekedar tanggung jawab ! jadi , patutlah kami (penghantar koran) diberi gelar sebagi pahlawan. Pahlawan Informasi.

Leave a comment